Logo Network
Network

Berawal Cuci Piring, Kini Sukses Miliki Restoran Sederhana

Nursidk
.
Sabtu, 16 Juli 2022 | 12:33 WIB
Berawal Cuci Piring, Kini Sukses Miliki Restoran Sederhana
Dari Cuci Piring, Kini Sukses Restauran Sederhana

CIANJUR, iNewsPalu.id- Bustaman, pendiri restoran sederhana yang pernah jadi tukang cuci piring. Kisahnya yang penuh perjuangan tersebut bisa dijadikan inspirasi dalam berbisnis. Bukan tanpa kegigihan, ia memulai bisnis Rumah Makan Padang Sederhana benar-benar dari bawah hingga bisa sesukses saat ini. Lantas, bagaimana kisah Bustaman dalam mendirikan Rumah Makan Padang Sederhana?

Dilansir iNews.id, Di sejumlah kota di Indonesia, kita pasti bisa menemukan restoran yang menjual aneka masakan khas Padang, Sumatera Barat dengan mudah, termasuk Rumah Makan Padang Sederhana. Tidak langsung besar seperti saat ini, jaringan Rumah Makan Padang Sederhana awalnya berdiri di atas lahan menggunakan sebuah gerobak pada tahun 1972.

Pendirinya adalah Bustaman, pria kelahiran Tanah Datar, Sumatra Barat 11 September 1942 yang hanya lulusan sekolah dasar. Sebelum membuka Rumah Makan Padang Sederhana, Bustaman bekerja serabutan di Jambi dengan sang istri. Beragam profesi, seperti pekerja di kebun karet, berjualan koran, tukang cuci di rumah makan, hingga pedagang asongan telah ia coba bersama sang istri Fatimah demi menyambung hidup.

Setelah dari Jambi pada tahun 1970, Bustaman dan Fatimah akhirnya memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Setibanya di Jakarta, ia berjualan rokok menggunakan gerobak di pinggir jalan.

Ia memulai bisnis Rumah Makan Padang Sederhana benar-benar dari bawah hingga bisa sesukses saat ini. 

Di sejumlah kota di Indonesia, kita pasti bisa menemukan restoran yang menjual aneka masakan khas Padang, Sumatera Barat dengan mudah, termasuk Rumah Makan Padang Sederhana. Tidak langsung besar seperti saat ini, jaringan Rumah Makan Padang Sederhana awalnya berdiri di atas lahan menggunakan sebuah gerobak pada tahun 1972.

Sebelum membuka Rumah Makan Padang Sederhana, Bustaman bekerja serabutan di Jambi dengan sang istri. Beragam profesi, seperti pekerja di kebun karet, berjualan koran, tukang cuci di rumah makan, hingga pedagang asongan telah ia coba bersama sang istri Fatimah demi menyambung hidup.

Editor : Jemmy Hendrik

Follow Berita iNews Palu di Google News

Bagikan Artikel Ini