POSO, iNewsPalu.id - Beginilah derita para petani padi yang ada dipinggiran danau Poso, terdamparnya lahan masyarakat ini akibat meluapnya danau Poso sehingga berada wilayah di Kecamatan Pamona Barat, seakan belum berakhir.
Meluapnya Danau Poso ini dikarenakan adanya pembangunan bendungan PLTA I Poso Energi 515 Megawat.
Akibatnya membuat beberapa Desa yang ada di Pamona Barat harus terendam, Seperti yang di rasakan oleh Desa Meko ada sebanyak 96 Hektar Lahan Persawahan tidak beroperasi lagi.
Warga pun melakukan perlawanan untuk meminta ganti rugi, hal itupun di setujui oleh pihak PT Poso energi dan membayarkan kepada 71 kepala keluarga yang tidak sesuai permintaan para petani.
Kepala Desa Meko, I Gede Sukaartana menjelaskan, bahwa sejak 2019 Ahkir warganya tak lagi bisa mengelola lahanya persawahannya akibat abrasi Danau Poso hingga ratusan meter dari permukaan danau.
Dirinya juga akan meminta kepada pihak PT Poso Energi untuk pembayaran kerugian masyarakat untuk bisa dibayarkan selama sepuluh tahun.
Permintaan masyarakat ini merupakan jangka panjang agar pembayaran sepuluh tahun ini bisa dimanfaatkan, seperti membuat lahan baru dan usaha lain agar para generasinya bisa merasakan.
Salah satu warga Desa Meko yang juga terdampak akibat meluapnya Danau Poso, Made Sadia, hingga kini lahan sawahnya tidak dapat diolah.
Kini dirinya bekerja sebagai buruh tani untuk menghidupi keluarga dan membiayai uang pendidikan anaknya, Made yang diupah Rp.80.000 perhari.
Editor : Jemmy Hendrik