get app
inews
Aa Text
Read Next : Tanpa Toleransi, Razia Lapas Sulteng Tegaskan Komitmen Bebas Barang Terlarang

Solusi Etis dan Regulasi Jadi Kunci Hadapi AI di Dunia Pers

Minggu, 04 Mei 2025 | 09:49 WIB
header img
Solusi Etis dan Regulasi Jadi Kunci Hadapi AI di Dunia Pers. Foto : AJI Palu

PALU, iNewsPalu.id - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah memicu perdebatan baru dalam dunia jurnalisme. Tidak hanya karena kemampuannya mempercepat produksi berita, tetapi juga karena potensi penyalahgunaannya untuk kepentingan politik dan ekonomi. Dalam diskusi interaktif yang digelar AJI Kota Palu pada Sabtu (3/5/2025), para pembicara menegaskan bahwa solusi utama menghadapi tantangan ini adalah regulasi dan etika.

Diskusi yang diikuti 45 peserta dari kalangan jurnalis, mahasiswa, dan organisasi sipil ini berlangsung di Maleo Room Hotel Khas Palu. Mengusung tema *“Tantangan Kecerdasan Buatan terhadap Kebebasan Pers”*, acara ini menghadirkan tiga narasumber utama: Yardin Hasan (praktisi media), Dr. Stepanus Bo’do (akademisi Untad), dan Muhammad Iqbal alias Ballo (Ketua AMSI Sulteng).

Dr. Stepanus menekankan bahwa jurnalis memiliki keunggulan dalam hal narasi dan kedalaman analisis yang tidak dimiliki oleh mesin. Namun, ia tidak menampik bahwa AI dapat digunakan untuk menciptakan disinformasi secara masif.

"Di sinilah pentingnya etika dan transparansi. Konten yang melibatkan AI harus diberi label yang jelas agar tidak menyesatkan publik," tegasnya.

Sementara itu, Ballo menyampaikan bahwa tantangan juga datang dari sisi ekonomi media. AI kerap digunakan untuk menggantikan pekerjaan wartawan karena lebih murah dan cepat, sehingga banyak media melakukan pemutusan hubungan kerja.

“Media kecil sangat rentan dalam kompetisi ini. Algoritma platform digital cenderung menguntungkan media besar. Harus ada perlindungan agar media lokal tetap bisa bertahan,” ujarnya.

Yardin Hasan dalam sesi yang sama mengingatkan, penggunaan AI oleh jurnalis harus tetap berpijak pada tanggung jawab publik. Ia menyoroti pentingnya pelatihan etika digital agar jurnalis tidak tergoda memanipulasi konten demi klik dan eksposur.

“Fakta tidak boleh direkayasa, apapun alasannya. Kita berutang kebenaran kepada publik,” ujarnya dengan tegas.

Sekretaris AJI Palu, Aldrim Thalara, menjelaskan bahwa diskusi ini bagian dari peringatan serentak Hari Kebebasan Pers Sedunia yang dilakukan oleh 30 AJI kota se-Indonesia. Ia menyebutkan bahwa AI kini menjadi tantangan serius yang diakui oleh UNESCO karena implikasinya terhadap arus informasi global.

“Dengan diskusi ini, kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak mudah terjebak oleh informasi yang direkayasa dengan teknologi,” pungkasnya.

Editor : Jemmy Hendrik

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut