get app
inews
Aa Read Next : Biar Fokus Menangkan Ganjar-Mahfud, Ahok Mundur dari Komisaris Utama PT Pertamina

Gastronomi Ganjar-Mahfud Menghindari Penyeragaman Pangan Bergizi

Selasa, 02 Januari 2024 | 13:57 WIB
header img
Gastronomi Ganjar-Mahfud menghindari penyeragaman pangan bergizi. Foto : Ist

JAKARTA, iNewsPalu.id - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim membeberkan program gastronomi yang bakal dilakukan pasangan capres dan cawapres nomor urut 3 untuk mendongkrak kualitas gizi, memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM), dan menggerakkan ekonomi nasional.

Ia menyampaikan, program gastronomi merupakan ide tandingan dari program makan siang dan susu gratis yang diusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Sebelumnya, cawapres Mahfud mengkritik program Prabowo-Gibran itu. Ia menyebut, program itu tak menguntungkan karena mayoritas komponennya, terutama susu, berasal dari impor. Dalam jangka panjang, program itu juga sulit terealisasi.

Sebagai gantinya, Mahfud mengungkap, ia dan Ganjar punya program bernama gastronomi. Secara teoritis, gastronomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni, praktik, dan kajian tentang pemilihan, preparasi, produksi, penyajian, dan penikmatan berbagai makanan dan minuman.

Chico memandang, program makan siang gratis cenderung menyeragamkan sumber gizi pada susu dan telur. Padahal, komponen pangan bergizi bisa didapat tak hanya dari susu, tetapi juga aneka pangan lokal.

"Sudah banyak studi menunjukkan telur lebih bergizi ketimbang susu. Terus kalau bicara soal laktosa intoleran atau ketidakmampuan untuk sepenuhnya mencerna gula (laktosa) dalam produk susu itu hampir 70% orang Asia memiliki laktosa intoleran tersebut," ucap Chico, Selasa (2/1). 

Chico mengatakan, gastronomi ala Mahfud merupakan bentuk kearifan lokal suatu daerah pada bahan baku makanan, untuk diramu menjadi pangan.

Menurut Chico, pasangan Ganjar-Mahfud ingin menghindari penyeragaman pangan dengan dalih pemenuhan gizi. Sebab, hal itu berpotensi meningkatkan ketergantungan impor karena membuat kebutuhan satu komoditas pangan bergizi menjadi tinggi.

"Jangan sampai impor dinaikkan atas nama pemenuhan gizi," ucap Chico.

"Padahal banyak jenis makanan dari bahan baku lokal yang setara gizinya dengan susu impor, misalnya."

Editor : Jemmy Hendrik

Follow Berita iNews Palu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut