POSO, iNewsPalu.id - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkumham Sulteng) melakukan kunjungan langsung untuk memantau populasi dan perkembangan ikan sidat marmorata (Anguilla marmorata) di Kabupaten Poso.
Ikan sidat marmorata merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Poso yang telah mendunia dan telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) Kekayaan Intelektual (KI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI dengan nomor IDG000000075 yang terdaftar pada tanggal 16 Juli 2017.
Peninjauan ini dilakukan oleh tim layanan KI Kemenkumham Sulteng bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Daerah Kab. Poso.
Tim mengunjungi beberapa lokasi habitat dan budidaya ikan sidat marmorata, serta bertemu dengan berbagai pelaku usaha produk turunan dari Ikan Sidat Marmorata.
Dalam dialog dengan para pembudidaya, tim mendapatkan informasi tentang kondisi populasi dan perkembangan ikan sidat marmorata di Kabupaten Poso.
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulteng, Hermansyah Siregar, menegaskan komitmen Kemenkumham untuk menjaga kelestarian dan melindungi hak intelektual atas produk-produk unggulan daerah, seperti ikan sidat marmorata.
"Ikan sidat marmorata merupakan kekayaan alam Kabupaten Poso yang memiliki nilai ekonomi dan budaya tinggi. Oleh karena itu, kelestariannya harus terus kita perhatikan secara serius," ujarnya.
Hermansyah menjelaskan bahwa Indikasi Geografis merupakan tanda yang menunjukkan asal usul suatu barang atau jasa yang memiliki kualitas khas yang disebabkan oleh faktor geografis, termasuk faktor manusia, alam, dan budayanya.
"Permintaan pasar untuk sidat marmorata meningkat, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini perlu diimbangi dengan upaya menjaga kelestarian populasinya," jelas Hermansyah.
Rahman, salah satu pembudidaya ikan sidat marmorata di Kab. Poso, mengatakan bahwa saat ini permintaan pasarnya telah diminati berbagai daerah, bahkan hingga mancanegara.
"Sejak didaftarkan dan dilindungi sebagai produk Indikasi Geografis Kekayaan Intelektual, permintaan pasarnya meningkat juga," ungkap Rahman.
Rifaizal, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Poso, menyebut bahwa ikan sidat marmorata memiliki keistimewaan, yaitu memiliki kandungan gizi tinggi.
"Upaya restocking atau pemeliharaan bibit-bibit ikan dan penyebaran kembali ke habitat asalnya terus dilakukan untuk memastikan kelestarian populasinya," terangnya.
Dari hasil peninjauan, diketahui populasi ikan sidat marmorata masih terjaga dengan baik. Hal ini dibenarkan oleh Zumratun, salah satu pelaku usaha produk turunan sidat marmorata.
"Tidak susah mendapatkan ikannya, jadi tidak ada kendala," imbuh Zumratun.
Hermansyah Siregar berharap agar jumlah populasi ikan sidat marmorata terus meningkat dan menjadikannya produk unggulan yang mendunia.
Ia juga mengimbau agar seluruh masyarakat Kab. Poso bersinergi untuk melindungi produk unggulannya dan memastikan akan mempromosikan ikan sidat marmorata di kancah nasional maupun internasional.
Editor : Jemmy Hendrik