PALU, iNewsPalu.id – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkumham Sulteng) melalui Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu, berhasil mengubah nasib anak-anak binaannya melalui program pelatihan pembuatan mebel.
Kerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mulia Kasih, pelatihan ini telah memberikan bekal keterampilan yang sangat berharga bagi para anak binaan sebutan dari anak berhadapa hukum dalam mempersiapkan masa depan mereka.
Kepala LPKA Palu, Mohammad Kafi, mengatakan pelatihan membuat mebel atau meubelair ini tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan teknis tentang pengolahan kayu dan pembuatan furnitur, tetapi juga membangun mentalitas kerja keras, ketelitian, dan kreativitas dalam berkarya bagi para anak binaan.
Anak binaan dilatih untuk menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi tinggi, yang diharapkan dapat menjadi bekal keterampilan yang menjanjikan di masa depan.
“Kami berharap melalui pelatihan ini, anak-anak binaan dapat memiliki keterampilan yang dapat diterapkan langsung di masyarakat. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan generasi yang siap berdaya saing dan mandiri,” ujar Kafi, Rabu, (18/9/2024).
Ia menjelaskan hal ini menjadi salah satu wujud nyata kepedulian Kemenkumham Sulteng khususnya LPKA Palu dalam mendukung tumbuh kembang anak binaan secara holistik, baik dalam aspek pendidikan, keterampilan, maupun mentalitas.
“Program pelatihan ini bukan hanya sekadar untuk memenuhi hak pembinaan saja, tetapi kami ingin mempersiapkan mereka ketika kembali ke masyarakat, dapat berkontribusi secara positif dan memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan di masa mendatang. Dengan pelatihan ini, kami yakin anak-anak binaan memiliki potensi besar untuk meraih masa depan yang lebih cerah,” jelasnya.
Pelatihan itu menghadirkan dua orang instruktur berpengalaman di bidang meubelair yakni, Ferdy dan Andre yang akan memberikan pelatihan secara intensif dan tentunya akan menghasilkan sertifikat akreditasi pada keahlian dari setiap anak binaan di LPKA Palu yang kini berjumlah 27 orang.
“Pelatihan ini kami desain untuk memberikan pengalaman praktis yang mendalam kepada anak-anak binaan. Dengan keterampilan meubelair, kami berharap mereka memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk mandiri setelah masa pembinaan selesai,” ungkap Ferdy.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Sulteng, Hermansyah Siregar juga turut memberikan apresiasi atas kolaborasi tersebut, ia berharap dari kolaborasi tersebut senantiasa menghasilkan inovasi yang terus berdampak bagi tumbuh kembang bagi setiap anak.
Ia juga menekankan pola pembinaan yang berkualitas, salah satu cara, menurut Hermansyah Siregar, yaitu dengan pemberian program keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat dari setiap anak sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
“Pelatihan keterampilan seperti ini wajib diberikan kepada setiap anak guna pemenuhan soft skill yang berkelanjutan,” katanya.
“Besar harapan setelah bebas nanti mereka memiliki bekal yang cukup matang untuk terus dikembangkan ke jenjang yang lebih tinggi, saya harap Hermansyah Siregar.
Ia juga menyebut bahwa dengan intensitas pembinaan seperti itu, diharapkan dapat menjadi salah satu faktor menurunnya angka residivisme anak sekaligus memberikan kesempatan kedua bagi anak-anak binaan untuk membangun masa depan yang lebih cerah dan mandiri.
“Anak-anak kita itu hanyalah korban, ini adalah stigma yang harus jadi pola pikir kita semua, mereka semua sudah dihukum karena tindakannya lho, masa harus kita hukum lagi dengan tidak membuka akses untuk tumbuh kembang mereka, mereka pasti bisa berprestasi kok, kami yakin!,” pungkas Hermansyah Siregar.
Editor : Jemmy Hendrik