PALU, iNewsPalu.id - Program Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) yang telah berlangsung selama 4,5 tahun akhirnya resmi berakhir, dengan total investasi mencapai Rp 1,99 triliun. Program ini berhasil membangun infrastruktur penting di wilayah terdampak gempa, likuifaksi, dan tsunami di Sulawesi Tengah. Ketua Satgas Pelaksana Penanggulangan Bencana Pascabencana Sulawesi Tengah, Arie Setiadi Moerwanto, mengungkapkan pencapaian utama CSRRP yang mencakup pembangunan 3.880 hunian tetap (Huntap), 17 sekolah, dan 7 fasilitas kesehatan.
Ketua Satgas Pelaksana Penanggulangan Bencana Pascabencana Sulawesi Tengah, Arie Setiadi Moerwanto, menyebut pencapaian utama CSRRP meliputi pembangunan 3.880 Huntap, 17 sekolah, 7 fasilitas kesehatan, serta rekonstruksi jalan dan penerangan umum di wilayah terdampak. “Kami menerapkan konsep Build Back Better dengan standar tahan gempa, ramah lingkungan, dan inklusif. Sebanyak 90% warga terdampak kini dapat mengakses fasilitas yang memenuhi standar teknis,” ujar Arie, Kamis (12/12).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan program ini fokus pada keberlanjutan dan ketangguhan masyarakat pascabencana. Selain fasilitas dasar, CSRRP juga membangun infrastruktur lingkungan di 27 kelurahan/desa, seperti drainase, ruang terbuka hijau (RTH), dan tempat pengolahan sampah berbasis 3R.
Dalam evaluasi yang dilakukan Evaluation Study Consultant (ESC), tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil proyek ini mencapai lebih dari 90%. “Keberhasilan program tidak hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga peningkatan kualitas hidup masyarakat,” kata Arie.
CSRRP yang mencakup Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala, diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, dengan dukungan pemerintah daerah untuk pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun.
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait