PALU, iNewsPalu.id - Dalam rangka menanggapi kenaikan harga telur dan daging ayam yang mengkhawatirkan masyarakat, Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, SE., M.A.P, melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor di Kota Palu pada pukul 08.00. Sidak ini bertujuan untuk memantau langsung ketersediaan dan harga di pasaran yang mengalami fluktuasi.
Distributor yang dikunjungi meliputi Raja Telur di Jalan Martadinata, PT. Laris Manis Utama di Pergudangan Layana Indah Jalan Soekarno-Hatta, dan PT. Segar Kumala Indonesia Tbk. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota menyampaikan keprihatinannya terhadap kenaikan harga yang terjadi. “Kenaikan harga telur ayam dan daging ayam ini cukup meresahkan masyarakat. Telur ukuran jumbo mencapai Rp63 ribu per rak, sedangkan ukuran kecil Rp58 ribu,” ujarnya.
Dari hasil dialog dengan distributor, diketahui bahwa kelangkaan pakan ayam, khususnya jagung, menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga. “Kami menemukan bahwa pakan jagung yang langka menyebabkan harga telur naik. Hal ini tentu sangat mempengaruhi biaya produksi,” jelas Imelda.
Wakil Wali Kota menegaskan komitmennya untuk memantau perkembangan harga selama satu minggu ke depan. “Pasokan telur ke Kota Palu tidak hanya dari daerah lokal, tetapi juga dari daerah lain seperti Sigi dan Makassar,” katanya.
Imelda juga meminta Satgas Pangan untuk melakukan pemantauan harian terhadap harga telur dan ayam. “Kami ingin memastikan tidak ada lonjakan harga yang tidak wajar. Satgas Pangan diharapkan dapat melakukan pengecekan setiap hari,” tegasnya.
Kenaikan harga telur juga berdampak pada dapur umum MBG (Mass Feeding Group) yang banyak menggunakan bahan tersebut, sehingga mempengaruhi kebutuhan masyarakat. Mengenai harga daging ayam, Wakil Wali Kota menyebutkan bahwa harga masih berada di kisaran Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per ekor, dengan stok yang bervariasi di tiap distributor.
“Harga ayam tidak terlalu tinggi, namun dalam satu minggu cepat habis. Kebutuhan dari dapur MBG yang besar menjadi salah satu penyebabnya,” tutur Imelda.
Sebagai respons terhadap kenaikan harga, sebagian masyarakat mulai beralih dari ayam segar ke ayam beku (frozen) karena harga ayam segar yang lebih tinggi. Wakil Wali Kota juga berharap ada intervensi dari pemerintah pusat untuk menstabilkan harga telur dan ayam. “Kami berharap pemerintah pusat dapat mengintervensi harga ini, sama seperti yang dilakukan pada komoditas beras dengan kebijakan harga eceran tertinggi (HET),” harapnya.
Dari hasil sidak, Wakil Wali Kota Imelda memastikan bahwa stok ayam di dua gudang besar Kota Palu aman. Namun, untuk telur, meski ketersediaan cukup, harga masih perlu distabilkan akibat faktor pakan. “Kami melihat bahwa stok ayam aman. Namun, untuk telur, meskipun ketersediaan banyak, harganya perlu distabilkan,” pungkas Wakil Wali Kota Palu.
           
          
          
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait
