PALU, iNewsPalu.id - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian mengadakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit melakukan Pelatihan Pengelolaan Sarana Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit, Bertempat di Hotel Best Western Plus Coco, Kamis (22/8/2024).
Pekebun sawit menjadi ujung tombak perkebunan dan lanskap bisnis kelapa sawit di Indonesia. Untuk mendorong kualitas produktivitas dan hasil perkebunan, kecakapan pekebun menjadi hal krusial.
LPP Agro Nusantara sebagai salah satu penyelenggara pelatihan mengadakan Pelatihan Pengelolaan Sarana Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit Angkatan I, II , III yang telah berlangsung dan di ikuti sebanyak 94 Peserta yang berasal dari Kabupaten Morowali dan MorowaliUtara.
Para peserta mendapatkan materi berupa pembelajaran teori di kelas misalnya mengenai regulasi dan kebijakan, pengenalan alat dan mesin pertanian, penanganan infrastruktur kebun, pengelolaan air, penanganan limbah B3, dan sebagainya.
Selain itu Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut melaksanakan praktik di lapangan mengenai materi terkait dengan didampingi oleh pengajar dan narasumber yang berpengalaman dan kompeten di bidang tersebut.
Pimpinan Pelatihan, Pujangga Yultama Tigana dalam sambutannya mengatakan telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pelatihan selama 4 hari mulai dari tanggal 19-22 Agustus 2024 dan peserta difasilitasi 12 pengajar dengan jumlah materi sebanyak 8 materi.
"Materi Kebijakan dan organisasi pengelolaan Sarpras perkebunan, Pengenalan alat & mesin perkebunan, Pengelolaan Air (Tata Air), Penanganan Infrastruktur Kebun, Penggunaan alat aplikasi pupuk & pestisida, Pengelolaan alat panen & angkut, penanganan limbah B3 dan kunjungan lapangan," katanya.
Untuk kunjungan lapangan/fieldtrip dilakukan pada hari Rabu 21 Agustus 2024 yang berlokasi di PT Lestari Tani Teladan (LTT) dan Group Astra Agro Lestari yang berlokasi di perbatasan antara Sulawesi Tengah dengan Sulawesi Barat.
"Dimana kegiatan Fieldtrip dilakukan di 4 stopsite antara lain workshop & peralatan mekanis, Gudang dan TPS LB3, Pemanenan dan Chemis Pestisida," ujarnya.
SEVP Operation LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan mengatakan bahwa secara praktik, pekebun tentu sudah memiliki kemampuan yang biasanya diturunkan atau dilihat dari praktik pekebun lain.
“Tetapi praktik yang good dan precision belum tentu dimiliki. Praktik-praktik baik inilah yang menjadi sasaran pelatihan ini. Supaya pekebun tidak hanya menjalankan kebiasaan, tapi memahami hal apa yang sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan fungsi lahan,” Ujar Pugar.
Sedangakn Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng yang diwakili oleh Dr Ir Simpra Tajang MSi mengucapkan BPDPKS dan berkolaborasi bersama LPP Agro Nusantara dengan adanya Pelatihan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit, petani Sulteng memiliki perkebunan yang berkelanjutan dan memiliki daya saing di pasar Dunia maupun Pasar Lokal.
"Bahwa banyak fasilitas yang diberikan oleh pemerintah oleh BPDPKS untuk dapat bekerjasama untuk mencapai satu tujuan mendapatkan ISPO bagi kebun kita karena semua itu di awali dengan pendataan. Jadi itu supaya dikatakan berhasil jika kita mendapatkan dukungan dari petani," tuturnya.
Kadis Perkebunan menyebutkan kebun rakyat di Sulteng sekitar 140.000 Hektare dengan tingkat produktifitas baru mencapai 3 Ton dengan harapan dapat ditingkatkan dengan adanya pelaksanaan pelatihan dengan menyerap materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.
"Harapan kami bapak dan ibu bisa memperdayakan kebun dan disahuti fasilitas telah dipersiapkan oleh pemerintah," jelasnya.
Kegiatan Pelatihan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit dilaksanakan setiap tahun, program pelatihan yang disediakan BPDPKS dan Ditjenbun terdiri dari jenis pelatihan teknis maupun non teknis (manajerial). Di tahun 2024 ini, BPDPKS dan Ditjebun menyelenggarakan 11 jenis pelatihan bagi total 6.437 orang peserta.
Jumlah peserta ini merupakan 21% dari total Data Rekomendasi Teknis. Adapun wilayah pelaksanaan pelatihan ini diadakan di 7 provinsi yaitu: Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah yang terdiri dari 11 kabupaten.
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait