PALU, iNewsPalu.id - Perkembangan kecerdasan buatan (AI) telah memicu perdebatan baru dalam dunia jurnalisme. Tidak hanya karena kemampuannya mempercepat produksi berita, tetapi juga karena potensi penyalahgunaannya untuk kepentingan politik dan ekonomi. Dalam diskusi interaktif yang digelar AJI Kota Palu pada Sabtu (3/5/2025), para pembicara menegaskan bahwa solusi utama menghadapi tantangan ini adalah regulasi dan etika.
Diskusi yang diikuti 45 peserta dari kalangan jurnalis, mahasiswa, dan organisasi sipil ini berlangsung di Maleo Room Hotel Khas Palu. Mengusung tema *“Tantangan Kecerdasan Buatan terhadap Kebebasan Pers”*, acara ini menghadirkan tiga narasumber utama: Yardin Hasan (praktisi media), Dr. Stepanus Bo’do (akademisi Untad), dan Muhammad Iqbal alias Ballo (Ketua AMSI Sulteng).
Dr. Stepanus menekankan bahwa jurnalis memiliki keunggulan dalam hal narasi dan kedalaman analisis yang tidak dimiliki oleh mesin. Namun, ia tidak menampik bahwa AI dapat digunakan untuk menciptakan disinformasi secara masif.
"Di sinilah pentingnya etika dan transparansi. Konten yang melibatkan AI harus diberi label yang jelas agar tidak menyesatkan publik," tegasnya.
Sementara itu, Ballo menyampaikan bahwa tantangan juga datang dari sisi ekonomi media. AI kerap digunakan untuk menggantikan pekerjaan wartawan karena lebih murah dan cepat, sehingga banyak media melakukan pemutusan hubungan kerja.
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait