PALU, iNewsPalu.id - Kota Palu menjadi saksi dari tiga event musik yang berlangsung serentak, meskipun terdapat kritik dari beberapa kalangan mengenai tabrakan jadwal ini. Masing-masing acara membawa tema dan tujuan yang berbeda, meskipun dilaksanakan pada waktu yang sama.
Event pertama, Nabanga Reunion, merupakan sebuah acara nostalgia yang diadakan oleh komunitas yang memiliki masa lalu yang kuat dalam dunia musik. Diproduksi oleh Nebula Production Palu, acara ini menjadi wadah bagi para penggemar musik untuk berkumpul dan mengenang kembali momen-momen indah yang pernah mereka alami. Dalam suasana yang penuh kehangatan, para peserta berbagi cerita dan pengalaman, menciptakan kembali ikatan yang telah terjalin di masa lalu.
Event kedua, Road to Cafe, merupakan inisiatif yang bertujuan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta band indie di Palu. Dikelola oleh Bateman Production, acara ini memberikan platform bagi para musisi lokal untuk menampilkan karya mereka. Dengan menghadirkan berbagai penampilan dari band indie, Road to Cafe tidak hanya menghibur, tetapi juga membantu mempromosikan produk lokal dan menciptakan peluang bagi pelaku UMKM.
Sementara itu, PAPPRI Sulteng mengadakan diskusi penting dengan pemerintah mengenai industri musik di Kota Palu. Diskusi ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dan kepala daerah terhadap kondisi pekerja seni di daerah tersebut. Dalam acara ini, para anggota PAPPRI menyampaikan aspirasi dan harapan mereka agar pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh pelaku seni.
Steve Oy, seorang aktivis seni dan anggota PAPPRI, menyatakan bahwa meskipun ketiga event ini berlangsung bersamaan, mereka tetap saling mendukung dan menghargai satu sama lain. “Kami tetap jalan dan saling support di 3 event berbeda ini,” ujarnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Ime Imelda Sormin yang hadir untuk mendengarkan aspirasi dari teman-teman PAPRI, serta Budi Buddy ACe yang membagikan pengalaman berharga di industri musik.
Dalam kesempatan ini, Steve juga memberikan apresiasi kepada Adi Tangkilisan, ketua PAPPRI Sulteng, serta FaRuk, ketua panitia diskusi, atas semangat dan kepedulian mereka terhadap pelaku seni di Kota Palu. “Kami sangat berharap agar semua aspirasi yang telah didengar dapat direalisasikan nantinya,” tambahnya.
Acara ini berlangsung di Ondewei Satuenamtujuhkomalima Satuenamdelapan Palu, yang menjadi tempat berkumpulnya para pelaku seni dan penggemar musik. Suasana yang hangat dan penuh semangat menjadi ciri khas dari ketiga event ini, di mana semua orang saling mendukung satu sama lain.
“Api perjuangan melalui PAPPRI ini semoga tetap menyala dan bisa terus menyala agar semua pelaku seni di Palu dapat berjalan sesuai dengan aturan dan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah,” harap Steve di akhir acara. Ia menegaskan bahwa kolaborasi dan dukungan antar komunitas sangat penting untuk kemajuan industri musik di Palu.
Dengan semangat yang tinggi, para pelaku seni di Palu berharap agar suara mereka didengar dan aspirasi mereka dapat terwujud. Acara ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga sebagai langkah awal untuk membangun kesadaran dan kepedulian terhadap industri musik di daerah.
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait
