PALU, iNewsPalu.id - Wayamasapi salah satu kearifan lokal masyarakat Tentena dalam menangkap ikan, kini akan menjadi kenangan akibat aktivitas perusahaan PT. Poso Energy. Danau Poso merupakan salah satu kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk ikan migrasi Sidat yang oleh masyarakat Tentena menyebutnya Sogili (Masapi).
Melihat sejarah Wayamasapi yang sudah ada Sejak ratusan tahun ini, menangkap ikan dengan menggunakan pagar sogili (Wayamasapi) yang menggunakan Ribuan Bambu ini sudah di jadikan tradisi turun temurun, kini sudah 3 generasi.
WayaMasapi, bagi Fredi Kalengke (52) bukan sekedar tumpuan mencari nafkah. Teknologi ramah lingkungan untuk menangkap Sidat atau Sogili dalam bahasa Pamona ini adalah warisan dari leluhur.
Fredi menerima warisan berharga dari ibunya berupa hak atas satu WayaMasapi yang berdiri di sebelah utara Yondompamona. Berbentuk sebuah pondok berlantai bambu , pada bagian depannya terdapat pagar bilah-bilah bambu yang melebar hingga lebih dari 20 meter. Sidat yang terjaring masuk dalam lokasi ini tidak bisa keluar lagi dan terjebak didalam Bumbu yang dipasang di tengah pagar.
Kini Leluhur Nenek Moyangnya akan menjadi tinggal kenangan, dikarenakan adanya aktivitas pengurukan sedimen danau Poso oleh PT. Poso Energi.
Ferdi yang masih bertahan dengan dua orang pemilik Wayamasapi, untuk menunggu ganti rugi dari pihak PT. Poso Energi, Yang di minta sebesar dua miliar belum di setujui oleh pihak PT. Poso Energi.
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait