Melalui tangan kreatif Febry Ferry Fabry (FFF), motif khas Bomba menjelma menjadi koleksi busana eksklusif bertema Asmara. Keikutsertaan ini juga menjadi bagian dari selebrasi satu dekade kiprah sang desainer dalam dunia mode Tanah Air.
Menurut Rakhmat Renaldy, Kepala Kanwil Kemenkum Sulteng, keikutsertaan Tenun Donggala adalah bentuk promosi cerdas berbasis hukum dan budaya. "Produk budaya yang dilindungi secara hukum punya nilai jual lebih, serta identitas yang tidak mudah diklaim pihak lain,” ujarnya.
Selain Tenun Donggala, Kemenkum Sulteng juga tengah memperjuangkan status IG bagi produk lain seperti Ubi Tomundo, Cengkeh Tolitoli, Bawang Lambeka, hingga Kopi Arabika Sigi Kamalisi.
Kolaborasi antara Dekranasda dan desainer lokal, menurut Rakhmat, adalah model ideal untuk menggerakkan ekonomi kreatif yang tetap berpijak pada akar budaya.
Editor : Jemmy Hendrik
Artikel Terkait